Senin, 16 Januari 2017

5 Ide Produk Kuliner yang Potensial Dijadikan Bisnis pada 2017

JAKARTA, KOMPAS.com — Ada berbagai produk yang dapat dijalankan, baik secara offline maupun online, mulai dari pakaian, peralatan elektronik atau gadget, mainan, hingga makanan.

Produk makanan merupakan salah satu jenis produk yang banyak ditemui di pasar online.
Maklum saja, seiring dengan kesibukan dan keterbatasan waktu, orang pun memilih berbelanja secara online sehingga dapat menerima barang dengan mudah tanpa keluar rumah.

Alasan lainnya, mereka mulai mencari kuliner yang lebih bervariasi, dan hal tersebut dapat dicari dari pembelian secara online, yang memungkinkan pembeli memperoleh barang dari tempat yang cukup jauh atau luar kota sekalipun.

Bagi Anda yang sudah tertarik untuk menjual produk kuliner secara online, terutama pada tahun 2017, tetapi bingung mengenai jenis makanan yang akan dijual, ada beberapa pilihan bagi Anda untuk berjualan secara online. Berikut ulasan selengkapnya:

a. Aneka kue
Produk kue selalu menarik minat berbagai kalangan dan usia, tidak peduli anak-anak ataupun orang dewasa, banyak yang menyukai makanan ini. Makanan ini sering dihidangkan dalam berbagai kegiatan, mulai dari hanya sebagai camilan hingga kudapan pelengkap suatu acara.

Anda dapat menyajikan berbagai macam jenis kue dan juga menyajikan tren-tren kue terbaru. Jangan lupa untuk mengemasnya secara menarik karena sangat membantu untuk menunjang penjualan.

b. Frozen food
Frozen food adalah produk hasil olahan bahan makanan yang sudah dibekukan. Produk yang diolah antara lain ikan, daging, ataupun sayuran.

Produk ini cukup banyak digunakan di rumah tangga ataupun untuk memasak dalam berbagai kegiatan lainnya. Tentu saja, dalam proses pengiriman, Anda harus memperhitungkan pengemasan agar dapat sampai ke tangan pembeli dengan kondisi yang masih segar.

c. Masakan rumahan
Banyaknya aneka makanan yang dijual oleh berbagai restoran dengan jenis beragam, mulai dari makanan lokal hingga mancanegara, terkadang membuat masyarakat bosan dan ingin merasakan makanan rumahan yang khas dan sederhana.

Untuk itu, bagi Anda yang merasa mempunyai keahlian dalam memasak makanan rumahan, tak ada salahnya untuk mencoba memasarkan hasil kreasi Anda.

Biasanya jenis makanan ini cukup menarik bagi orang yang mencari katering untuk kebutuhan makanan sehari-hari mereka. Bila harus selalu membeli dari restoran, tentu hal tersebut akan menjadi pemborosan, di samping juga membosankan. Dalam hal ini, masakan rumahan dapat menjadi pilihan.

d. Makanan ringan
Makanan ringan mempunyai pasar yang cukup besar karena meskipun bukan makanan pokok, banyak orang yang memiliki kebiasaan ngemil, dan hal tersebut menjadi potensi besar bagi produk ini.

Bila Anda dapat membuat makanan ringan yang khas, maka perluaslah target pasar dengan menjadikan makanan ringan tersebut sebagai oleh-oleh yang dapat dibeli oleh wisatawan untuk diberikan kepada sanak saudara dan teman mereka.

Untuk itu, Anda perlu memiliki merek yang unik agar mudah diingat, dan juga kualitas yang terjamin.

e. Minuman
Produk kuliner lain yang tak dapat dilupakan adalah minuman. Tentu, makanan akan lebih lengkap bila ditemani oleh minuman yang sesuai. Bukan itu saja, kondisi suhu di Indonesia yang panas juga membuat orang banyak mencari minuman segar untuk menemani aktivitas keseharian mereka.

Minuman yang cukup populer di Indonesia adalah teh, kopi, jus, dan aneka variasinya. Anda dapat menjualnya dengan merek dan kemasan yang menarik serta higienis untuk menarik konsumen.

Inovasi juga penting sehingga Anda dapat menghadirkan produk minuman yang berbeda dari orang lain dan memberikan berbagai pilihan baru untuk mengatasi rasa jenuh dari konsumen terhadap produk yang sudah ada.

Perhatikan Kualitas Produk
Apa pun jenis kuliner yang Anda pilih, penting untuk tetap memperhatikan kualitas, pengemasan, hingga pelayanan bagi konsumen sehingga produk dapat mereka terima dengan kondisi baik dan mempunyai pengalaman dan kesan yang positif pula mengenai produk Anda.

 
Editor : Aprillia Ika
  Sumber: Cermati.com

Simak 5 Tips Untuk Mengusir Kejenuhan Berbisnis "Online"

JAKARTA, KOMPAS.com - Menjalankan usaha online saat ini, sepertinya sudah memiliki tingkat kesibukan yang sama dengan orang yang bekerja di perusahaan. Terlebih jika usaha online yang dijalankan memang sedang ramai pembeli.

Bagi pelakunya, rasa jenuh bisa muncul kapan saja, apalagi jika keseluruhan pekerjaan harus ditangani seorang diri. Munculnya rasa jenuh ini tentunya tidak baik untuk keberlangsungan usaha online anda.

Jika para karyawan kantoran yang sedang jenuh, bisa membuat mereka segar kembali dengan melakukan kegiatan khusus, ternyata para pelaku usaha online juga wajib mendapat perlakuan yang sama.

Selain untuk meningkatkan produktivitas, penyegaran ini juga bisa dimulai dari hal-hal yang sederhana.
Seperti apa tips untuk mengusir kejenuhan dalam berbisnis online, berikut ulasannya:

1. Tampilan Yang Baru
Sama halnya dengan kita, saat merasa jenuh, ada baiknya kita memperbaharui diri kita sendiri dengan sesuatu yang baru.

Baik itu baju yang baru, tampilan yang baru atau gaya rambut baru. Sama halnya dengan manusia, usaha online Anda juga sepertinya bisa mengalami kebosanan dan harus mendapat perlakuan yang baru.

Coba buat tampilan toko online menjadi lebih baru. Misalnya mengganti template warna dari toko online Anda, atau membuat tampilan produk lebih unik dengan efek fotografi yang lebih segar.
Percaya atau tidak, hal tersebut akan cukup berdampak kepada penjualan toko online Anda.

2. Sharing pengalaman Berharga
Sebagai pelaku usaha, mungkin sudah pernah mengalami banyak hal, hingga akhirnya usaha Anda ini bisa stabil sekarang.

Kenapa tidak untuk berbagi cerita sukses itu, atau sekadar berbagi dengan orang lain yang mungkin ingin menjalankan usaha seperti usaha yang sedang Anda jalankan.

Berbagi tentunya akan memberikan efek rasa bahagia, karena semua hal yang kita bagi bisa diterima oleh orang lain.

3. Bereksperimen
Dalam hal ini, cobalah untuk bereksperimen membuat kategori produk baru. Atau mencoba kerja sama dengan usaha lainnya, siapa tahu bisa memunculkan suatu produk yang baru yang nantinya akan disukai oleh calon konsumen Anda.

Anda tidak perlu merasa takut akan mengalami kegagalan, bukankah dalam usaha gagal itu adalah hal yang biasa.

4. Meminta Tolong
Jika setelah menjalankan usaha dalam waktu cukup lama, Anda sebagai penjual merasa bahwa penjualan masih stagnan dan belum mengalami kenaikan, maka Anda bisa meminta tolong untuk meningkatkan strategi penjualan dengan bantuan SEO untuk website online Anda.

Toko online umumnya berbentuk sebuah website khusus, dengan SEO content, kategori produk atau strategi lainnya, akan memaksimalkan traffic pengunjung ke website Anda.

Semakin banyak pengunjung, peluang untuk mendapatkan calon pembeli baru tentu lebih banyak juga.

5. Mengingat Masa Lalu
Saat merasa jenuh dalam menjalankan usaha online, dan terkadang merasa ingin berhenti sejenak, sebaiknya ingat dengan masa lalu.

Masa di mana Anda dengan susah payah membangun usaha ini dari nol hingga ke tahap sekarang. Ingat perjuangan Anda, dan berapa uang yang sudah keluar untuk membangun usaha tersebut.

Dengan begitu, Anda akan berpikir bahwa sebaiknya harus lebih bersemangat lagi dalam menjalankan usaha online tersebut.

Anda juga bisa membandingkan, bahwa mungkin pekerjaan yang dilakukan orang lainya, jauh lebih membosankan dibandingkan usaha online yang cenderung lebih santai.

Buat Catatan Perjuangan Bisnis Online Anda
Setiap kali ada waktu luang, cobalah untuk menulis sebuah catatan yang penting, mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan usaha online Anda.

Buatlah catatan tentang apa yang telah dicapai dalam usaha online ini, dan juga apa yang hendak dicapai nanti.

Saat mengalami kejenuhan, bukalah catatan ini dan perhatikan, bahwa masih ada tujuan yang harus dicapai, dibandingkan memaksimalkan rasa jenuh yang ada

Penghasilan Puluhan Juta Sebulan Jangan Membuat Anda Lengah

JAKARTA, KOMPAS.com - Memiliki penghasilan yang cukup besar hingga puluhan juta rupiah per bulan, mungkin masih menjadi mimpi kebanyakan orang.
Bersyukurlah bila posisi Anda sekarang sudah berada di kelompok ini.
Dengan pendapatan besar berarti Anda punya ruang finansial yang cukup leluasa untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sampai ke soal persiapan masa depan yang lebih baik.
Namun, memiliki penghasilan besar tanpa dibarengi kecermatan mengelola juga patut disayangkan.
Pendapatan yang besar bisa habis begitu saja tanpa sisa, semata-mata digunakan untuk konsumsi.
Bahkan tidak sedikit orang berpenghasilan besar yang justru terjerat masalah utang. Kebanyakan akibat terjebak gaya hidup konsumtif yang banyak menggoda para pekerja bergaji tinggi.
Lantas, bagaimana agar penghasilan besar yang Anda miliki tidak habis sia-sia untuk konsumsi saja? Simak beberapa tips berikut ini :
1.    Biasakan memiliki rencana anggaran
Penghasilan yang lalu lalang di rekening begitu saja, kebanyakan karena ketiadaan perencanaan yang jelas. Memiliki rencana anggaran wajib bagi siapapun yang sudah memiliki penghasilan.

Apa saja yang perlu ditulis dalam rencana anggaran? Rencana anggaran meliputi, rencana pengeluaran rutin, pengeluaran pribadi, keluarga, rencana investasi, sampai pengeluaran untuk kegiatan amal dan sosial.
Anda bisa memanfaatkan aplikasi keuangan yang banyak tersedia di smartphone untuk membuat alokasi anggaran bulanan.

2.    Susun tujuan keuangan
Usia produktif merupakan masa bagi Anda untuk mengakumulasi aset. Jangan sia-siakan fase ini mumpung usia Anda masih muda, sehat dan tanggungan belum segunung.
Maka itu, setelah menyusun rencana anggaran, Anda perlu membuat tujuan keuangan yang spesifik agar pengaturan finansial lebih terarah.

Bagaimana contohnya? Bila Anda saat ini belum menikah, mengapa tidak mulai menabung untuk kebutuhan biaya menikah kelak?
Bila rencana menikah belum ada, Anda bisa memulai akumulasi aset dengan menargetkan pembelian rumah pertama.

Jangan lupa menyisihkan pula sebagian pendapatan untuk dana darurat. Tempatkan di instrument keuangan yang likuid seperti deposito, emas atau tabungan bank.
Bila Anda saat ini sudah menanggung kehidupan keluarga, entah orangtua atau saudara, memiliki proteksi jiwa juga bisa Anda timbang sebagai bagian dari manajemen risiko finansial.

3.    Berinvestasi atau menyicil aset?
Pada prinsipnya investasi ataupun menabung lewat aset, sama-sama pilihan yang tepat untuk mengoptimalkan uang Anda. Bila Anda memiliki likuiditas cukup besar, membiakkan uang melalui pembelian aset produktif seperti properti, adalah pilihan tepat.
Bila dana relatif terbatas, Anda bisa mengakumulasi aset memanfaatkan kredit pemilikan rumah (KPR). Anggap saja cicilan yang Anda bayar setiap bulan sebagai bentuk tabungan Anda.

Cara lain mengembangkan dana dan membesarkan aset adalah dengan berinvestasi di produk keuangan. Anda bisa memulai berinvestasi rutin di saham, reksadana atau obligasi.
Singkat kata, keleluasaan finansial Anda jangan sampai membuat Anda lengah.
Sebaliknya, gunakanlah sebaik-baiknya untuk mencapai tujuan finansial Anda.  Selamat mengatur penghasilan

Bekerja di Rumah Vs Bekerja di Kantor

Oleh: Dedy Dahlan

KOMPAS.com -  Di mana pun saya berada dan kemana pun saya pergi, selama smartphone saya ada dalam genggaman, laptop duduk cantik dalam tas, dan koneksi internet aman dalam jangkauan, saya ‘ada di kantor’.

Karyawan saya bisa dengan mudah mengirim dokumen ke email saya, yang saya tanda tangani di layar smartphone saya, dan langsung saya email balik untuk diproses.
Editor buku saya bisa dengan mudah memberi koreksi draft buku terbaru saya, dan saya tinggal buka laptop untuk mengubah dan melanjutkan buku terbaru saya.

Klien saya bisa bikin appointment lewat Whatsapp, yang langsung saya follow up dengan melakukan share location untuk mengonfirmasi lokasi meeting, bahkan di saat yang sama.

Dan semua dokumen yang saya butuhkan, yang tadinya numpuk di laci kantor, sekarang bisa saya akses dari berbagai tempat absurd, sampai toilet mall di Jepang sekalipun, lewat Google Drive.
Kalau beberapa tahun lalu orang sudah bilang bahwa dunia menjadi semakin kecil karena adanya teknologi, sekarang dunia sudah jauuuuh lebih kecil lagi dengan terus berkembangnya teknologi dan sarana cloud computing, yang membuat semuanya, benar- benar ada dalam genggaman.

Kata “lokasi” berubah makna, bukan lagi menggambarkan lokasi fisik saja, tapi juga ‘lokasi digital’.
Kalau dulu, “File klien ini dimana sih?” dijawab dengan “Di laci paling atas di ruangan pak Joko”. Sekarang jawabannya adalah, “Di Google Drive, folder Project, di sub folder Klien Anu.

Situasi ini memunculkan pertanyaan kuat.
“Kalau begitu, ngapain saya musti kerja di kantor, kalau saya bisa kerja dari rumah?”

Mana lebih baik, bekerja di rumah atau di kantor?
Jadi, apakah bekerja dari rumah lebih baik, atau sama produktifnya dengan bekerja di kantor?
Apakah mulai tahun 2017 ini, sudah saatnya Anda mengganti kemeja, jas, dan dasi Anda dengan singlet, celana pendek, dan selimut hangat, dan bekerja dari sofa di rumah sambil memangku anak?
Sebelum Anda melelang kursi Anda di kantor dan mengucapkan selamat tinggal hangat pada pak Ujang, satpam kantor Anda, ada beberapa hal yang perlu terlebih dahulu Anda perhatikan tentang bekerja dari rumah!

Attitude dan working habit pribadi
Setiap orang punya style, habit, dan preference yang berbeda- beda dalam bekerja dan berkarya yang membedakannya dengan orang lainnya. Sebagian orang, seperti saya, yang memang suka dengan pekerjaannya, cenderung mudah bekerja dalam situasi apapun.

Tapi beberapa jenis orang lainnya membutuhkan suasana kerja yang kental untuk bisa bekerja efektif. Mereka membutuhkan adanya rekan kerja, adanya mindset shift yang memisahkan “waktu kerja dengan waktu rumah”, dan beberapa bahkan membutuhkan adanya pressure dengan keberadaan atasan untuk bisa bekerja dengan baik.

Bila Anda adalah tipe kedua, maka bekerja dari rumah tidak efektif buat Anda.
Kerja dari rumah memiliki sangat banyak pengalih dan distraction. Mulai dari acara TV, dari toples- toples cemilan yang duduk menggoda, dari keluarga yang mungkin kadang minta diperhatikan, sampai dari kebiasaan procrastination alias menunda- nunda yang menghantui.

Bila Anda mudah teralih dan sulit mengumpulkan motivasi kerja sendiri, atau membutuhkan adanya orang lain saat bekerja, sebaiknya Anda tetap bekerja di kantor.

Jenis pekerjaan dan tanggung jawabnya
Tidak semua pekerjaan bisa dikerjakan dari rumah. Dan pastinya, tidak semua jenis pekerjaan bisa efektif dikerjakan di rumah.

Pekerjaan- pekerjaan kreatif yang tidak membutuhkan banyak interaksi langsung seperti desainer, programmer, editor, copywriter, atau admin media sosial mungkin adalah beberapa contoh pekerjaan yang cukup ideal dilakukan dari rumah.

Tapi inipun tidak dijamin selalu bisa dilakukan efektif, tergantung pada habit dan attitude Anda sendiri, dan pada tanggung jawab yang Anda miliki dalam profesi itu.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ide-ide segar akan lebih banyak bermunculan saat Anda bekerja bersama orang lain, karena Anda akan menyerap berbagai ide dari kolega Anda.
Jadi pertimbangkan manfaat keberadaan interaksi dengan rekan kerja, dalam pertimbangan Anda.

Kendali dan quality control
Masalah lain yang terjadi dalam melakukan pekerjaan atau bekerja dari rumah, adalah masalah kendali terhadap tim Anda, dan penjagaan kualitas kerja mereka.

Bila Anda adalah pemimpin tim, pimpinan proyek, manajer, atau pimpinan organisasi, maka faktor lain yang harus Anda pertimbangkan bukan hanya kemampuan diri Anda sendiri untuk bekerja dari rumah, tapi juga apa yang akan terjadi pada tim Anda saat Anda tidak ada.

Berbicara dari pengalaman sendiri dan dari pengalaman saya meng- coaching berbagai perusahaan, sebagian besar anggota tim dan karyawan Anda SULIT mempertahankan motivasi kerjanya dengan konstan tanpa adanya ‘figur kepemimpinan’ di dekat mereka.

Kalau begini situasinya, bekerja dari rumah dapat membuat kualitas kerja tim Anda menurun, dan ini harus jadi pertimbangan Anda juga dalam memutuskan untuk bekerja dari rumah.

Apa yang harus dipersiapkan untuk bekerja dari rumah?
Secara umum, bekerja dari rumah punya keuntungan dan kelemahannya sendiri- sendiri.
Walau bekerja dari rumah bisa membuat kita memiliki lebih banyak waktu bersama keluarga, bisa bekerja dengan lebih menyenangkan, bebas mengatur waktu sendiri, dan tidak perlu bermacet ria, pada saat yang sama, bekerja dari rumah, bila tidak tepat dan tidak direncanakan dengan baik, bisa menurunkan kinerja dan produktifitas Anda secara ekstrem.

Bila Anda ingin mencoba bekerja dari rumah, atau menerapkan kebijakan bekerja dari rumah dalam kantor Anda, berikut beberapa tips yang perlu Anda lakukan dan persiapkan:

- Walau di rumah, Anda tetap harus menetapkan ‘jam kerja’.  Anda memusatkan diri untuk bekerja. Ini akan membangun disiplin, dan menghindari pengalihan saat bekerja, atau sebaliknya, mencegah Anda terlalu banyak bekerja pada saat seharusnya Anda beristirahat.
- Tetap berhubungan intense dengan rekan kerja dan bos Anda (atau tim Anda), agar secara hati dan mindset, Anda tetap berada ‘di kantor’.
- Miliki ‘area kerja’, dimana Anda membangun habit dan mindset kerja ketika Anda duduk di area itu, untuk membantu Anda berkonsentrasi.
- Bagi waktu dalam seminggu antara kantor dan rumah. Khususnya untuk beberapa posisi dan jenis pekerjaan, Anda harus tetap memiliki kehadiran di kantor pada hari- hari tertentu untuk membangun motivasi dan hubungan dengan rekan kerja.

Jadi dengan canggihnya support technologies di tahun 2017 ini, bekerja dari rumah sudah jauh lebih bisa dilakukan oleh siapapun. Mana lebih baik? Keduanya memiliki keuntungan dan kelebihannya sendiri- sendiri.

Tapi bila Anda ingin menerapkan kebijakan bekerja dari rumah untuk diri Anda sendiri atau untuk perusahaan Anda, pastikan Anda telah mempertimbangkan seluruh aspek di atas!
Dan pastikan, individu yang bekerja dari rumahnya itu, memiliki PASSION pada pekerjaannya!

Ingin Jadi Wirausahawan Sukses? Ini Kiat Menggalang Modal Usaha

JAKARTA, KOMPAS.com - Profesi menjadi wirausahawan atau entrepreneur di zaman digital ini kini semakin menjadi pilihan bagi anak-anak muda.
Terbukanya akses internet yang luas di Indonesia membuka berjuta peluang bagi banyak orang untuk membuka usaha sendiri.
Alih-alih menjadi karyawan di sebuah kantor, membuka usaha sendiri terasa lebih seksi dan sesuai karakter generasi milenial.
Namun, membuka usaha tidaklah semudah membalik telapak tangan.
Selain harus menyiapkan mental menghadapi berbagai tantangan bisnis, hal utama yang harus dipikirkan bila Anda berniat membuka usaha adalah kesiapan modal.
Modal usaha adalah PR kedua setelah Anda memutuskan konsep usaha yang hendak Anda bangun, termasuk segmen pasar yang digarap.
Setelah konsep usaha sudah jelas, Anda bisa mulai memikirkan kebutuhan modal usaha. Anda bisa memulai dari apa yang Anda miliki saat ini. Modal usaha tidak selalu dalam bentuk duit atau dana segar.
Bila hendak memulai usaha kuliner, sebagai contoh, peralatan dapur yang ada di dapur sekarang  bisa menjadi modal utama Anda.
Mobil atau rumah juga bisa menjadi modal usaha yang dapat Anda manfaatkan di awal-awal perintisan usaha.
Berikut beberapa jenis sumber modal yang bisa Anda timbang agar perintisan usaha Anda sukses:
1.     Modal sendiri
Keuntungan memakai modal sendiri adalah Anda tidak terikat dengan pihak manapun dalam mengembangkan usaha. Keuntungan usaha juga bisa Anda nikmati sendiri tanpa harus menyetor ke pihak lain.
Dengan modal sendiri, Anda bebas mengembangkan bisnis sesuai keinginan tanpa harus melaporkan perkembangan ke pihak tertentu.

Kekurangannya, modal sendiri biasanya terbatas. Selain itu, risiko juga Anda tanggung sepenuhnya sendiri. Bila usaha Anda ternyata gagal, semua risiko Anda tanggung dan bisa berimbas pada keuangan pribadi.

2.    Modal kerabat

Memiliki banyak teman dapat memudahkan Anda mendapatkan pinjaman modal lunak alias tanpa bunga. Manfaatkan jaringan pertemanan Anda dan keluarga.

Kelebihan meminjam dari kerabat adalah Anda bisa mendapatkan pinjaman modal tanpa bunga. Selain itu, pinjaman dari kerabat juga tidak berarti mereka terlibat dalam pengembangan usaha Anda.
Kekurangannya, nilai pinjaman dari kerabat biasanya juga terbatas. Kecuali Anda memiliki kerabat berkocek tebal, jarang terjadi orang meminjamkan uang tanpa agunan dalam jumlah besar. Siasatnya, Anda bisa meminjam ke lebih dari satu teman atau keluarga.

3.    Modal patungan
Bila modal sendiri kurang dan mendapatkan pinjaman lunak dari kerabat juga susah, Anda bisa menggandeng teman untuk berpatungan memodali usaha.
Cara ini menjadikan kerabat atau  teman Anda sebagai pemegang saham. Anda harus memperhatikan pembagian hak dan kewajiban untuk menghindari potensi konflik.

4.    Modal bank
Cara ini bisa ditempuh bila usaha Anda sudah dalam tahap pengembangan minimal sudah berjalan lebih dari 1 tahun. Pasalnya, bank Cuma mau membiayai usaha yang sudah berjalan.
Bila usaha Anda baru bersifat rintisan, Anda bisa menimbang memanfaatkan memakai kartu kredit atau pinjaman kredit tanpa agunan.
Pastikan hitungan Anda sudah terperinci sehingga menggunakan modal usaha dari dua produk bank itu tidak malah membawa Anda dalam kerugian

Tidak ada strategi baru di Amnesti Pajak Periode Ketiga

46652-amnestipajak
REALISASI program amnesty pajak terus menurus dari periode pertama ke periode kedua seakan menegaskan perkiraan pemerintah bahwa jumlah peserta amnesti pajak akan menumpuk di periode pertama karena tariff yang paling rendah.

Tren itu juga tampaknya akan berlanjut ke periode ketiga. Sebab, dari penjelasan Menteri Keuangan Sri Mulyani, tidak tampak ada terobosan program sosialisasi yang bakal dilakukan pada periode terakhir ini.

Di periode terakhir ini, pemerintah akan fokus sosialisasi pada pihak tertentu. Prioritas adalah wajib pajak yang berprofesi sebagai pengusaha UMKM. “Sebab, tarifnya sangat kecil,” ujar Sri, Senin (16/1). Cara untuk mencapai tujuan itu juga tidak baru. Salah satunya adalah dengan mendekati UMKM penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Sumber: Harian Kontan
http://www.pengampunanpajak.com